Satu setengah pasangan capres dan
cawapres meledek pemerintahan sekarang yang tidak tegas dalam hal
sengketa wilayah dengan Malaysia. Mereka bilang pemerintah tidak tegas
dan terlalu lunak terhadap Malaysia. Sepasang capres dan cawapres
mengatakan mereka akan bertindak tegas terhadap pelanggaran tapal batas
yang sering dilakukan oleh tentara Malaysia. Lucunya, tidak seorangpun
mengatakan dengan tegas tentang tindakan tegas yang akan dilakukan.
Kalau Indonesia mau berperang dengan Malaysia, kita harus memenuhi
persyaratan di bawah ini.
Pertama, peluru pertama harus keluar dari laras senjata Malaysia. Dengan
demikian, Indonesia memiliki alasan kuat untuk menyerang Malaysia.
Kalau tentara Indonesia menembak lebih dahulu hanya karena intimidasi
yang dilakukan Malaysia, ini berarti kita telah terjebak dalam pancingan
tentara Malaysia.
Kedua, Indonesia harus punya sekutu yang kuat dan sebanding dengan
sekutu yang dimiliki Malaysia. Ingat, Malaysia ini adalah anggota
negara-negara persemakmuran, Commonwealth Countries. Negara
persemakmuran ini didirikan oleh Inggris dan memiliki anggota berupa
negara-negara bekas kolonialisasi Inggris seperti India, Malaysia,
Brunei, Singapura, Australia, dan Selandia Baru. Sekutu yang kuat
diperlukan agar ada jaminan apabila Indonesia berperang dengan Malaysia,
negara-negara persemakmuran di sekitar Indonesia tidak akan ikut
campur.
Ketiga, Indonesia musti memiliki
kecukupan logistik untuk berperang. Logistik bukan cuma peluru, roket,
granat dan senjata. Di dalam logistik juga harus ada obat-obatan, bahan
bakar dan suku cadang peralatan militer. Mustahil dalam perang tidak ada
prajurit yang tidak terluka. Jadi, kita harus memiliki persediaan
obat-obatan yang memadai guna menangani prajurit yang terluka. Seperti
halnya tentara, peralatan militer pun tidak luput dari kerusakan,
misalnya kapal laut tertembak oleh senjata lawan. Agar kapal dapat
kembali berperang, kapal tersebut harus diperbaiki. Jangan seperti
Jepang pada perang dunia ke 2 dimana kapal perangnya banyak tidak
bertempur lantaran kekurangan suku cadang untuk perbaikan. Lebih lanjut
lagi, meski prajurit dapat berperang dengan perut kosong tetapi pesawat
tempur butuh kerosin, kapal perang butuh solar, truk dan tank butuh
bensin. Tanpa bahan bakar, Indonesia terpaksa berperang dengan kekuatan
infanteri saja.
Keempat, Indonesia harus memiliki kekuatan militer yang besar untuk
meladeni perang di empat front sekaligus. Seharusnya, kekuatan militer
Indonesia sedari awal dibagi dalam empat wilayah--utara, selatan, barat
dan timur. Oleh karena itu, pemerintah membagi skuadron pesawat tempur
dan armada kapal perang ke dalam empat wilayah itu, seperti armada lau
utara, barat, timur dan selatan.
Kelima, TNI wajib memiliki data intelejen yang akurat mengenai kekuatan
militer yang dimiliki Malaysia beserta sekutunya. Data intelejen yang
diperlukan adalah peralatan militer yang mereka miliki, jumlah peralatan
militer, kecakapan yang dimiliki oleh personil tentara mereka dalam
mengoperasikan peralatan tempur, pasokan logistik yang dimiliki, sistem
pertahanan--udara, laut, darat--yang mereka miliki, kondisi psikologis
dari para tentara mereka, sistem komunikasi yang dipakai, kesiapan
tempur mereka, pendapat rakyat mereka terhadap kemungkinan perang,
strategi perang yang akan dipakai, data kegiatan operasional para
pasukan, dan lain-lainnya.
Keenam, TNI perlu memiliki strategi perang yang jelas dan terarah dalam
menghadapi Malaysia, dan sekutuanya bila mereka campur tangan. Sasaran
yang akan diserang harus jelas, mana yang militer dan mana yang non
militer. Selain itu, harus ada perhitungan tentang berapa lama perang
akan berlangsung dan seberapa jauh kemampuan negara dalam melakukan
perang. Strategi ini juga harus dibagi dalam dua bagian, menyerang dan
bertahan. Apa yang harus diserang TNI dan bagaimana Indonesia harus
bertahan apabila arah peperangan berbalik arah. Ini berarti, strategi
harus menjabarkan sasaran yang harus dihancurkan serta perkiraan akan
berapa banyak korban perang yang akan jatuh serta kerugian yang akan
diderita TNI. Yang lainnya, strategi bukan hanya untuk perang militer
tapi juga perang intelejen. Operasi penyusupan dan sabotase perlu
disiapkan untuk menunjang opersi militer terhadap Malaysia dan sekutunya
nanti.
Namun sialnya, posisi Indonesia secara geomiliter sedari awal sudah
dikelilingi sekutu Malaysia. Ingat ASEAN, ada Singapura dan Malaysia
Barat di semenajung Malaka. Pulau Kalimantan dibagi antara Malaysia
Timur dan Indonesia. Di selatan ada Australia dan Selandia Baru. Oh ya,
Australia juga punya pasukan di Timor Leste. Lantas bagian barat pulau
Sumatra diancam oleh kehadiran tentara India. Jika masih kurang, Inggris
sendiri akan mengirim armada kapal perangnya ke bagian barat Indonesia
untuk menopang armada laut India. Apakah mereka menyerang secara
simultan atau bersamaan, Indonesia akan menghadapi kesulitan besar.
Karena itu, pemerintah Indonesia dan TNI haruslah melakukan pengkajian
menyeluruh terhadap segala kemungkinan akan perang terhadap Malaysia.
Sunday, February 19, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kenapa di indonesia tidak ada sekolah persenjataan.
ReplyDeletekan bagus kalau indonesia menciptakan produk militer sendiri tidak membutuhkan negara lain, supaya indonesia tidak menjadi negara yang konsumtif tapi akan menjadi negara yang produktif.
Kasihan Dong Malaysia kalau diserang , Nanti Punah Semua Orangnya :ngakak
ReplyDeleteunikshare.blogspot.com
Perang hnya akan meninggalkan penderita'an. .
ReplyDelete